Keliling pulau dan gonggong

Kota apakah yang berada di belantara Kepulauan Riau?... ya.. kota Batam, dulu kebanyakan orang lebih familiar dengan pulau batam.

Di kampung saya, pulau batam selalu di identikkan dengan tempat yang penuh dengan pengharapan akan kehidupan yang lebih baik. Salah satu pilihan bagi orang yang menginginkan taraf kehidupan yang lebih baik. Setidaknya ada dua tempat yang menjadi tujuan perantauan yaitu Pulau Batam dan Samarinda (kalimantan).

Profesi yang saya jalani ini sangat memungkinkan saya untuk ditempatkan di mana saja di kota-kota besar yang memiliki pelabuhan dan industri perkapalan (galangan kapal). Sebagai seorang karyawan siap ditempatkan dimana saja adalah kontrak pertama yang saya tandatangani. Dan garis takdir memberikan jawaban bahwa di kota inilah yang menjadi tempat pertama saya untuk menjalani karier sebagai karyawan BUMN jasa survey dan inspeksi Teknik di bidang Perkapalan (Marine Surveyor).

Menjadi surveyor marine tidaklah mudah, disamping memiliki pengetahuan tentang Ilmu Perkapalan juga harus memiliki integritas dan kemampuan komunikasi dengan baik. Inilah yang menjadi aktifitas saya selama enam tahun di Kota Batam ini.

Profesi ini membawa saya menjelajahi berbagai pulau disekitar Pulau Batam (kepulauan Riau) antara lain: Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Dabo Singkep, Belakang Padang, Pulau sambu, Pulau Seloko, pulau Bulan, pulau Buluh, Pulau Meriam, Pulau Nipah. Selain pulau juga di sekitar Ship to Ship (STS) Nipah, Out Port Limit (OPL)  Singapore dan OPL Malaysia.

Sebagian teman atau keluarga yang lebih lama tinggal dikota ini tidak sebayak saya mengunjungi pulau-pulau sekitaran Batam.
Sebuah anugrah bisa menikmati keindahan pulau dan keindahan budaya Melayu di belantara Kepulaun Riau ini.

Dari segi budaya sangat kental dengan budaya melayu pesisir. Sebagai seorang keturunan Bugis Makassar tidaklah sulit untuk beradaptasi dengan budaya Melayu. Sejarah telah mengajarkan mengenai kedekatan antara budaya melayu dengan Bugis Makassar. Buktinya ketika mendengar nama belakang saat berkenalan kebanyakan dari mereka menebak (anda orang bugis ya?) Jawaban saya: Bukan, saya orang solo... Solowesi..hahaha.


Dari segi lidah juga sangat dekat, karena Ikan adalah menu wajib ada. Namun kebanyakan bumbu dari makanan khas melayu lebih dipengaruhi oleh masakan Padang yang gurih karena olahan santan. Nah dari sini saya harus hati-hati dlam memilih makanan karena salah menu maka maag saya bisa kambuh.


Jangan coba-coba.makan dengan porsi banyak dengan salah satu jenis binatang laut/kerang di atas, karena efeknya adalah kolesterol naik. Jadi dicicipi dengan porsi yang sesuai saja.
Ini adalah gonggong, jenis binatang laut yang bercangkang yang hanya hidup di perairan Kepulauan riau dan bangka belitung. Entah benar atau tidak, tapi belum ada pernyataan yang memberikan sanggahan bahwa di tempat lain juga ada binatang laut semacam ini.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan Tradisional Khas Turatea

Sebab sehat adalah kenikmatan

Budaya Turatea